If Oneday I Fall In Love
With : Hanifa Z *
Labels: Tulisan Tangan
Oleh : Jhoni Erviandra *
Masih ingatkah ikhwah semua sebuah kisah dimana seorang sahabat nabi maju dengan gagah berani di waktu perang melawan kaum musyrikin hingga akhirnya menemui ajalnya?para sahabat takjub dan memujinya subhanallah ia adalah Ahli syorga Allahuakbar ia syahid bertemu dengan Rabbnya dalam keadaan berlumuran darah suci li i'laa i kalimatillah, tapi malah dia menjadi ahlu naar dimasukkan ke dalam neraka..kenapa demikian? padahal dia sudah capek dan letih berjuang malah ALLAH memasukkannya menjadi bagian ahli neraka. jawabannya adalah karena di tengah perjuangan yang membara ia tidak snggup menahan rasa sakitnya dan ia tidak sangggup untuk bersabar untuk mengharapkan syahid dan ia membunuh dirinya sendiri.
Sebuah kisah yang sederhana namun mengandung Hikmah yang banyak yang hanya akan diketahui oleh orang orang yang ulul albab.
Ikhwah semua ini sebuah kisah yang sangat bermakna dalam,mengetuk nurani kita semua yaitu:
Pertama. PENTINGNYA MEMAMFAATKAN KESEMPATAN YANG ADA
Waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan manusia terutama bagi ummat islam khususnya, Orang barat menganggap waktu adalah uang,sedangkan orang arab menganggap waktu adalah pedang,maka antum semua menganggap dan menilai seberapa besarnya peran waktu bagi diri antum sendiri?
Sahabat tadi memiliki waktu yang tepat dan kesempatan emas untuk bisa mencapai sebuah nikmat terbesar yang diberikan ALLAH yaitu Syahid,dimana para syuhada dijamin oleh ALLAH untuk masuk syorga tanpa di hisab dan diampuni semua dosanya kecuali hutang atau addain
dan kesempatan itu ia raih diwaktu yang sangat tepat hanya menunggu dia utk bersabar apakah isy kariiman au mut syahiidan.Akan tetapi dia malah tidak bisa memamfaatkan kesempatan di waktu yang sangat sempit yang mungkin tidak akan ia peroleh diwaktu yang akan datang
apa hubungan kisah tersebut dengan kita sebagai mahasiswa Al Azhar?
sebagai seorang mahasiswa Al Azhar maka kita bisa mengambil hikmah dari point yg pertama yaitu begitu pentingnya nilai waktu dan kesempatan yang kita miliki di bumi kinanah ini. Sebuah waktu yang sebenarnya adalah singkat dan terbatas,seharusnya jatah kuliah mengambil S1 adalah 4 tahun dan 5 tahun bagi jurusan syariah wal qanuun namun apakah kita memmafaatkan waktu yang singkat ini untuk bisa menjadi yang lebih baik dan mampu membawa pulang apa yang kita dapati selama ini?apakah yang kita peroleh selama ini? apakah yang kita banggakan dengan Lisanse ( LC ) kita? apakah kita bisa memberikan konstribusi yang nyata pada masyarakat nantinya kalau kita pulang kekampung halaman kita masing masing?
Berada dimesir duduk di depan syaikh mendengarkan kuliah dari doktor,bisa membaca kitab kitab turats merupakan sebuah kesempatan langka yang untuk didapati.Mulai dari persiapan pra kesini,masalah dana yang besar yang mungkin orang tua kita tidak mampu untuk mempersiapkannya,masalah izin masuk ke Mesir yang mewajibkan test serta yang lain lainnya. Kita tahu sekarang betapa sulitnya untuk bisa mencicipi dinginnya air sungai Nil,apabila kita berkaca pada kejadian 3 tahun belakangan ini maka kita menyadari betapa beruntungnya kita yang sudah berada di Mesir ini, hanya kembali kepada ikhwah semua apakah mampu menghemat waktu ini menjadi ekonomis praktis dengan menggunakan waktu yang sedikit ini mampu untuk mengahsilkan yang lebih banyak dari waktu yang ada? jawaban ini bukanlah sulit untuk diwujudkan,maka kita akan optimis mengatakan BISAAAAAAAAA.,
oleh sebab itu lan yarji'a ayyamul madhat ( tidak akan kembali waktu yang telah berlalu ) maka mamfaatkanlah waktu yang ada ini dengan kegiatan yang positif tinggalkan kebiasaan yang tidak baik yang hampir menjadi virus yang melanda sebagian masisir dan masisirah,,ngobrol kalam faadhi (omong kosong) ,catting room tak karuan baik sesama jenis apalagi dengan lawan jenis,serta kehidupan yang tidak teratur,pagi tidur malam begadang,dan sering menonton film film dan sinetron telenovela dan sejenisnya ,main game dan memikirkan yang seharusnya tidak terpikirkan oleh orang lain.ikhwah semua anda memilki sebuah kesempatan berharga apakah anda akan menyia nyiakan kesempatan yang ada atau anda hanya ingin umur anda habis sia sia? apakah ikhwah semua ingin seperti ayam yang mati dilumbung padi??Kesempatan indah masih terbentang di hadapan kita .
KEDUA Pentingnya Kesabaran.
Kisah sahabat nabi yang membunuh dirinya dalam Jihad fisabillillah menunjukkan bahwa dirinya tidak sabar menahan rasa sakit dan keinginan untuk segera mendapatkan syahadah Syahid.
Sebagai seorang Mahasiswa Al Azhar yang dalam mengarungi makna hidup selalu di penuhi onak dan duri yang akan merintangi jalan perjuangan menuntut ilmu,mulai dari pra keberangkatan ke ardhi anbiya' sampai awal kehidupan disini sampai nantinya kembali ke kampung halaman masing masing.Rintangan itu terkadang berat dan ringan kadang bisa di selesaikan dengan mudah kadang membutuhkan perjuangan ekstra dan kesungguhan yang tinggi terkadang justru meruntuhkan tekad yang awalnya begitu membara hilang sirna begitu saja saat mendapatkan sebuah rintangan.Namun semua rintangan itu hanyalah bunga bunga kehidupan yang akan selalu menemani kehidupan manusia sampai kapan ??sampai badan berpisah dengan nyawa.Penulis melihat para ikhwah terutama diri penulis sendiri saat sebuah rintangan datang menghadang malah menjadikan diri kita menjadi frustasi dan tidak semangat. Saat keinginan kuat dan kesungguhan yang tinggi ingin mendapatkan Jayyid Jiddan atau najah alal Aqal,malah Rasib yang diperoleh. Saat kita membutuhkan biaya untuk menunjang kuliah,uang habis,kiriman tak datang ,minhah tak kunjung jelas keluarnya menyebabkan tekad yang membara bisa hilang seketika. Namun itulah Hidup yang harus kita lalui.Kalau kita mau melihat tarikh zaman dahulu,Qishah dalam Alqur'an dan Hadits Hadits nabi serta kutubut turats maka rintangan yang kita alami dalam menuntut ilmu belum seberapa dibandingkan dengan rintangan para anbiya' dalam mengajak manusia mentauhidkan ALLAH.
Maka Ikhwah inilah i'tibar yang sangat berharga untuk kehidupan kita terutama para Thalibul Ilmi di Bumi kinanah ini Bahwa Disaat kita mendapati kesempatan di suatu waktu maka ambillah dan apabila mendapatkan kesulitan bersabarlah untuk bisa meraih impian yang kita harapkan.kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya kata orang orang maka cerdaslah mengambil kesempatan dan bersabarlah agar kesempatan itu tidak hilang
* Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Jurusan Hadits Universitas Al Azhar Mansoura
Labels: Tulisan Tangan
Berita-berita yang menghiasi media pers menjadi menjadi daya tarik tersendiri. Beragam perasaan dan opini serta komentar-komentar menghiasi kehidupan masyarakat. Rasa sedih, prihatin ,cemas menyelimuti masyarakat. Bencana yang datang silih berganti menghantam persada tanah air menjadi tanda Tanya bagi kita semua. Kenapa semua itu terjadi?
Kita bukannya memvonis bahwa itu mutlaq azab semata. Bisa jadi bencana-bencana itu adalah rahmat bagi kaum beriman yang sabar atau sebuah peringatan bagi kaum yang lalai atau memang azab bagi kaum yang engkar wallahu a'lam.
Cobalah kita kosongkan waktu kita untuk beberapa menit saja sebelum tidur mari kita gunakan akal kita bertanyalah pada hati kecil kita. Kenapa bisa terjadi silih berganti?
Beberapa hari sebelum gempa kita mendengarkan berita yang membuat wajah kita malu bercampur marah . seorang bintang film porno asal Jepang Maria Miyabi Ozawa akan berkunjung ke Indonesia, memenuhi undangan sebuah rumah perfilman tanah air
Maria Ozawa dijadwalkan akan menjadi bintang dalam sebuah film " menculik miyabi" walau film ini tidak berbau porno ( menurut versi mereka ) namun datangnya miyabi dan berpartisipasi dalam film itu sudah mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia internasional khususnya Negara-negara Islam. Apalagi Indonesia merupakan Negara yang berpendudukan islam terbesar didunia.
Berbagai kritikan, keberatan dan kecaman tidak hanya datang dari ormas-omas Islam tapi juga dari kalangan artis dalam negeri, tetap tidak menyurutkan niat rumah produksi film tersebut untuk memproduksi film. Dalam sebuah wawancara mereka begitu bersekukueh untuk menggoalkan film itu, apabila tidak diizinkan syuting di Jakarta, mereka akan mencoba syuting di Bali, kalau tidak juga bisa mereka akan syuting di Jepang. Naudzubillahi min zalik.
Berbagai pertanyaan timbul di kepala kita. Ada apa dibalik semua ini? Apa yang mereka inginkan ? kenapa harus miyabi? Bukankah masih banyak artis-artis lokal yang sudah tidak asing lagi dan memilki kemampuan akting yang tidak diragukan lagi. Tidakkah mereka belajar dari kesuksesan film laskar pelangi atau ketika cinta bertasbih yang hanya bermodalkan pemain kelas-kelas teri bahkan orang yang baru memulai langkah awal didalam dunia akting.
Mungkin masih segar diingatan kita semua beberapa tahun silam, dunia Islam dihebohkan oleh berita terbitnya majalah porno Playboy di Negara berpendudukan muslim terbanyak di dunia Indonesia. Berita yang sungguh mencoreng martabat bangsa dimata dunia.
Sangat kita sayangkan pemerintah tidak memilki kuku untuk menolak itu semua apalagi membumi hanguskan segala bentuk kemaksiatan yang ada. Sungguh mengherankan disaat jamaah tabligh datang membawa nilai-nilai akhlaq dan kesopanan moral ditengah masyarakat malah ditolak dan ditolak, namun ketika seorang wanita yang sudah dikenal berkecimpung didunia maksiat datang malah didiamkan dan diterima dengan tangan terbuka.
Masyarakat khususnya umat islam berada dalam gejolak perasaan yang tidak menentu. Rasa sedih dan berduka akhibat musibah yang datang bercampur dengan perasaan marah.
Akankah kita ingin mendatangkan bencana sekali lagi? Bukankah cukup banyak sejarah yang menceritakan bagaimana umat-umat terdahulu dihancurkan karena ke engkaran mereka kepada Allah.
Mari kita sama-sama meng intropeksi diri. Apakah bencana-bencana yang telah datang ini pantas kita sebut sebagai ujian dan rahmat? atau sebatas teguran karena kelalaian kita selama ini atau malah itu adalah benar-benar azab yang diturunkan ALLAH
Wallahu a'lam bisshawab.
* Sebuah rintihan suara hati dari ujung syuq syayyarat Cairo
Labels: Tulisan Tangan
“Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Sheikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu mengutuk dan mencaci Beliau”
Labels: Tokoh

RSS Feed (xml)
