If Oneday I Fall In Love

                                                           If Oneday I Fall In Love
                                                               With : Hanifa Z *


Ya Allah...Jika suatu saat aku jatuh cinta
Labuhkanlah cintaku pada seseorang
Yang melabuhkan cintanya hanya kepada-Mu

Ya Allah...Jika suatu saat aku jatuh cinta
Jadikanlah cintaku padanya
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah...Jika suatu saat aku jatuh cinta
Pertemukanlah aku dengan seseorang yang mencintaiku karena-Mu
Agar kami melangkah bersama
mengarungi samudra mencari keridhoan-Mu

Ya Allah...Jika suatu saat aku jatuh cinta
berikan aku rindu pada seseorang
Yang merindu syahid di jalan-Mu
Dan jagalah rinduku padanya
agar aku tidak lupa merindukan surga-Mu 

PELUANG EMAS AKANKAH HILANG?

                                         Oleh : Jhoni Erviandra *


Masih ingatkah ikhwah semua sebuah kisah dimana seorang sahabat nabi maju dengan gagah berani di waktu perang melawan kaum musyrikin hingga akhirnya menemui ajalnya?para sahabat takjub dan memujinya subhanallah ia adalah Ahli syorga Allahuakbar ia syahid bertemu dengan Rabbnya dalam keadaan berlumuran darah suci li i'laa i kalimatillah, tapi malah dia menjadi ahlu naar dimasukkan ke dalam neraka..kenapa demikian? padahal dia sudah capek dan letih berjuang malah ALLAH memasukkannya menjadi bagian ahli neraka. jawabannya adalah karena di tengah perjuangan yang membara ia tidak snggup menahan rasa sakitnya dan ia tidak sangggup untuk bersabar untuk mengharapkan syahid dan ia membunuh dirinya sendiri.
Sebuah kisah yang sederhana namun mengandung Hikmah yang banyak yang hanya akan diketahui oleh orang orang yang ulul albab.
Ikhwah semua ini sebuah kisah yang sangat bermakna dalam,mengetuk nurani kita semua yaitu:
Pertama. PENTINGNYA MEMAMFAATKAN KESEMPATAN YANG ADA
Waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan manusia terutama bagi ummat islam khususnya, Orang barat menganggap waktu adalah uang,sedangkan orang arab menganggap waktu adalah pedang,maka antum semua menganggap dan menilai seberapa besarnya peran waktu bagi diri antum sendiri?
Sahabat tadi memiliki waktu yang tepat dan kesempatan emas untuk bisa mencapai sebuah nikmat terbesar yang diberikan ALLAH yaitu Syahid,dimana para syuhada dijamin oleh ALLAH untuk masuk syorga tanpa di hisab dan diampuni semua dosanya kecuali hutang atau addain
dan kesempatan itu ia raih diwaktu yang sangat tepat hanya menunggu dia utk bersabar apakah isy kariiman au mut syahiidan.Akan tetapi dia malah tidak bisa memamfaatkan kesempatan di waktu yang sangat sempit yang mungkin tidak akan ia peroleh diwaktu yang akan datang
apa hubungan kisah tersebut dengan kita sebagai mahasiswa Al Azhar?
sebagai seorang mahasiswa Al Azhar maka kita bisa mengambil hikmah dari point yg pertama yaitu begitu pentingnya nilai waktu dan kesempatan yang kita miliki di bumi kinanah ini. Sebuah waktu yang sebenarnya adalah singkat dan terbatas,seharusnya jatah kuliah mengambil S1 adalah 4 tahun dan 5 tahun bagi jurusan syariah wal qanuun namun apakah kita memmafaatkan waktu yang singkat ini untuk bisa menjadi yang lebih baik dan mampu membawa pulang apa yang kita dapati selama ini?apakah yang kita peroleh selama ini? apakah yang kita banggakan dengan Lisanse ( LC ) kita? apakah kita bisa memberikan konstribusi yang nyata pada masyarakat nantinya kalau kita pulang kekampung halaman kita masing masing?
Berada dimesir duduk di depan syaikh mendengarkan kuliah dari doktor,bisa membaca kitab kitab turats merupakan sebuah kesempatan langka yang untuk didapati.Mulai dari persiapan pra kesini,masalah dana yang besar yang mungkin orang tua kita tidak mampu untuk mempersiapkannya,masalah izin masuk ke Mesir yang mewajibkan test serta yang lain lainnya. Kita tahu sekarang betapa sulitnya untuk bisa mencicipi dinginnya air sungai Nil,apabila kita berkaca pada kejadian 3 tahun belakangan ini maka kita menyadari betapa beruntungnya kita yang sudah berada di Mesir ini, hanya kembali kepada ikhwah semua apakah mampu menghemat waktu ini menjadi ekonomis praktis dengan menggunakan waktu yang sedikit ini mampu untuk mengahsilkan yang lebih banyak dari waktu yang ada? jawaban ini bukanlah sulit untuk diwujudkan,maka kita akan optimis mengatakan BISAAAAAAAAA.,
oleh sebab itu lan yarji'a ayyamul madhat ( tidak akan kembali waktu yang telah berlalu ) maka mamfaatkanlah waktu yang ada ini dengan kegiatan yang positif tinggalkan kebiasaan yang tidak baik yang hampir menjadi virus yang melanda sebagian masisir dan masisirah,,ngobrol kalam faadhi (omong kosong) ,catting room tak karuan baik sesama jenis apalagi dengan lawan jenis,serta kehidupan yang tidak teratur,pagi tidur malam begadang,dan sering menonton film film dan sinetron telenovela dan sejenisnya ,main game dan memikirkan yang seharusnya tidak terpikirkan oleh orang lain.ikhwah semua anda memilki sebuah kesempatan berharga apakah anda akan menyia nyiakan kesempatan yang ada atau anda hanya ingin umur anda habis sia sia? apakah ikhwah semua ingin seperti ayam yang mati dilumbung padi??Kesempatan indah masih terbentang di hadapan kita .
KEDUA Pentingnya Kesabaran.
Kisah sahabat nabi yang membunuh dirinya dalam Jihad fisabillillah menunjukkan bahwa dirinya tidak sabar menahan rasa sakit dan keinginan untuk segera mendapatkan syahadah Syahid.
Sebagai seorang Mahasiswa Al Azhar yang dalam mengarungi makna hidup selalu di penuhi onak dan duri yang akan merintangi jalan perjuangan menuntut ilmu,mulai dari pra keberangkatan ke ardhi anbiya' sampai awal kehidupan disini sampai nantinya kembali ke kampung halaman masing masing.Rintangan itu terkadang berat dan ringan kadang bisa di selesaikan dengan mudah kadang membutuhkan perjuangan ekstra dan kesungguhan yang tinggi terkadang justru meruntuhkan tekad yang awalnya begitu membara hilang sirna begitu saja saat mendapatkan sebuah rintangan.Namun semua rintangan itu hanyalah bunga bunga kehidupan yang akan selalu menemani kehidupan manusia sampai kapan ??sampai badan berpisah dengan nyawa.Penulis melihat para ikhwah terutama diri penulis sendiri saat sebuah rintangan datang menghadang malah menjadikan diri kita menjadi frustasi dan tidak semangat. Saat keinginan kuat dan kesungguhan yang tinggi ingin mendapatkan Jayyid Jiddan atau najah alal Aqal,malah Rasib yang diperoleh. Saat kita membutuhkan biaya untuk menunjang kuliah,uang habis,kiriman tak datang ,minhah tak kunjung jelas keluarnya menyebabkan tekad yang membara bisa hilang seketika. Namun itulah Hidup yang harus kita lalui.Kalau kita mau melihat tarikh zaman dahulu,Qishah dalam Alqur'an dan Hadits Hadits nabi serta kutubut turats maka rintangan yang kita alami dalam menuntut ilmu belum seberapa dibandingkan dengan rintangan para anbiya' dalam mengajak manusia mentauhidkan ALLAH.
Maka Ikhwah inilah i'tibar yang sangat berharga untuk kehidupan kita terutama para Thalibul Ilmi di Bumi kinanah ini Bahwa Disaat kita mendapati kesempatan di suatu waktu maka ambillah dan apabila mendapatkan kesulitan bersabarlah untuk bisa meraih impian yang kita harapkan.kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya kata orang orang maka cerdaslah mengambil kesempatan dan bersabarlah agar kesempatan itu tidak hilang

* Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Jurusan Hadits Universitas Al Azhar Mansoura

Beberapa hari belakangan ini media pers disibukkan dengan beberapa peristiwa dan berita-berita yang menyorot perhatian masyarakat ke media-media massa seperti koran, televisi dan sebagainya. Bukan hanya masyarakat Indonesia yang ditanah air , tapi juga menyita perhatian masyarakat Indonesia yang di luar negeri bahkan masyarakat dunia.
Berita-berita yang menghiasi media pers menjadi menjadi daya tarik tersendiri. Beragam perasaan dan opini serta komentar-komentar menghiasi kehidupan masyarakat. Rasa sedih, prihatin ,cemas menyelimuti masyarakat. Bencana yang datang silih berganti menghantam persada tanah air menjadi tanda Tanya bagi kita semua. Kenapa semua itu terjadi?
Kita bukannya memvonis bahwa itu mutlaq azab semata. Bisa jadi bencana-bencana itu adalah rahmat bagi kaum beriman yang sabar atau sebuah peringatan bagi kaum yang lalai atau memang azab bagi kaum yang engkar wallahu a'lam.
Cobalah kita kosongkan waktu kita untuk beberapa menit saja sebelum tidur mari kita gunakan akal kita bertanyalah pada hati kecil kita. Kenapa bisa terjadi silih berganti?
Beberapa hari sebelum gempa kita mendengarkan berita yang membuat wajah kita malu bercampur marah . seorang bintang film porno asal Jepang Maria Miyabi Ozawa akan berkunjung ke Indonesia, memenuhi undangan sebuah rumah perfilman tanah air
Maria Ozawa dijadwalkan akan menjadi bintang dalam sebuah film " menculik miyabi" walau film ini tidak berbau porno ( menurut versi mereka ) namun datangnya miyabi dan berpartisipasi dalam film itu sudah mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia internasional khususnya Negara-negara Islam. Apalagi Indonesia merupakan Negara yang berpendudukan islam terbesar didunia.
Berbagai kritikan, keberatan dan kecaman tidak hanya datang dari ormas-omas Islam tapi juga dari kalangan artis dalam negeri, tetap tidak menyurutkan niat rumah produksi film tersebut untuk memproduksi film. Dalam sebuah wawancara mereka begitu bersekukueh untuk menggoalkan film itu, apabila tidak diizinkan syuting di Jakarta, mereka akan mencoba syuting di Bali, kalau tidak juga bisa mereka akan syuting di Jepang. Naudzubillahi min zalik.
Berbagai pertanyaan timbul di kepala kita. Ada apa dibalik semua ini? Apa yang mereka inginkan ? kenapa harus miyabi? Bukankah masih banyak artis-artis lokal yang sudah tidak asing lagi dan memilki kemampuan akting yang tidak diragukan lagi. Tidakkah mereka belajar dari kesuksesan film laskar pelangi atau ketika cinta bertasbih yang hanya bermodalkan pemain kelas-kelas teri bahkan orang yang baru memulai langkah awal didalam dunia akting.
Mungkin masih segar diingatan kita semua beberapa tahun silam, dunia Islam dihebohkan oleh berita terbitnya majalah porno Playboy di Negara berpendudukan muslim terbanyak di dunia Indonesia. Berita yang sungguh mencoreng martabat bangsa dimata dunia.
Sangat kita sayangkan pemerintah tidak memilki kuku untuk menolak itu semua apalagi membumi hanguskan segala bentuk kemaksiatan yang ada. Sungguh mengherankan disaat jamaah tabligh datang membawa nilai-nilai akhlaq dan kesopanan moral ditengah masyarakat malah ditolak dan ditolak, namun ketika seorang wanita yang sudah dikenal berkecimpung didunia maksiat datang malah didiamkan dan diterima dengan tangan terbuka.
Masyarakat khususnya umat islam berada dalam gejolak perasaan yang tidak menentu. Rasa sedih dan berduka akhibat musibah yang datang bercampur dengan perasaan marah.
Akankah kita ingin mendatangkan bencana sekali lagi? Bukankah cukup banyak sejarah yang menceritakan bagaimana umat-umat terdahulu dihancurkan karena ke engkaran mereka kepada Allah.
Mari kita sama-sama meng intropeksi diri. Apakah bencana-bencana yang telah datang ini pantas kita sebut sebagai ujian dan rahmat? atau sebatas teguran karena kelalaian kita selama ini atau malah itu adalah benar-benar azab yang diturunkan ALLAH
                                              Wallahu a'lam bisshawab.
 
* Sebuah rintihan suara hati dari ujung syuq syayyarat Cairo

Syaikhul Mujahid DR. Abdullah Azzam


“Sheikh Abdullah Azzam bukanlah orang biasa. Dia mewakili satu bangsa, satu Ummat. Tubuh Ummat ada di dalam dirinya. Setelah kematiannya, para muslimah sejauh ini gagal melahirkan seorang laki-laki yang mampu menggantikan Beliau”.
[Syaikh Usama bin Ladin, wawancara dengan TV Al-Jazeera, 1999] “Dialah yang bertanggung jawab membangkitkan kembali Jihad di abad 20 ini”.

[Majalah Time] “Dia tidak hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan seluruh Ummat. Ucapannya tidaklah seperti ucapan orang biasa. Sedikit bicaranya, namun kandungannya sangat dalam. Jika engkau menatap matanya, hatimu akan terpenuhi dengan iman dan cinta kepada Allah SWT”.

[Ulama Mujahid asal Mekkah] ” Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam”.

[Azzam Publications] ” Pada dekade 1980-an, Syuhada Sheikh Abdullah Azzam mencetuskan satu kalimat yang maknanya bergaung di seluruh medan pertempuran Chechnya saat ini. Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah ‘Alaihi menggambarkan bahwa Para Mujahid yang gugur dalam pertempuran bergabung bersama “Kafilah Para Syuhada”.

Abdullah Yusuf Azzam lahir pada tahun 1941 di Desa Asba’ah Al-Hartiyeh, Propinsi Jiniin, Tanah Suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau dibesarkan di sebuah rumah yang bersahaja dimana Beliau dididik agama Islam, ditanamkan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW, terhadap Mujahid yang berjuang di Jalan-Nya dan terhadap orang-orang yang shaleh yang mencintai kehidupan akhirat. Semasa masih kanak-kanak, Abdullah Azzam sangat menonjol di antara anak-anak lainnya. Beliau sudah mulai menyiarkan dakwah Islam semenjak masih sangat muda. Teman-teman sepergaulan mengenal Beliau sebagai seorang anak yang shaleh.

Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak muda dan guru-guru Beliau telah mengenali tanda-tanda ini sejak Beliau masih di Sekolah Dasar. Sheikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan kesungguhannya bahkan sejak masih kecil, Beliau memperoleh pendidikan dasar dan menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun Beliau yang termuda di antara teman-temannya, namun Beliau adalah yang terpandai dan terpintar. Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri Beliau bekerja sebagai guru di Desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian Beliau menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A. di bidang Syariah pada tahun 1966.

Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Sheikh Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena Beliau tidak ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi. Melihat bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti, menimbulkan perasaan bersalah dalam diri Beliau, sehingga membuat Beliau semakin mantap untuk hijrah dengan maksud agar dapat mempelajari ilmu perang.

Pada akhir dekade 1960-an, dari Yordania Beliau bergabung dalam Jihad menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian Beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah Jihad terhenti karena kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau menjadi dosen di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971, Beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana Beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang Pokok-Pokok Hukum Islam (Ushul-Fiqh) tahun 1973. Selama di Mesir inilah Beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966). Sheikh Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad Palestina. Namun ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat di dalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana orang-orang ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan mendengarkan musik, dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan Jihad untuk membebaskan Palestina. Sheikh Abdullah Azzam menyebutkan juga meskipun ada ribuan orang di basis-basis pemukiman, tetapi jumlah orang yang hadir untuk shalat berjama?ah bisa dihitung dengan satu tangan saja. Beliau berusaha mendorong mereka untuk menerapkan Islam sepenuhnya, namun mereka bertahan untuk menolak. Suatu hari Beliau bertanya kepada seorang “Mujahid” secara retoris, agama apa yang ada di belakang revolusi Palestina, “Mujahid” itu menjawab dengan jelas dan gamblang, “Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun”.

Habislah sudah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian meninggalkan Palestina, pindah ke Saudi Arabia dan mengajar di berbagai universitas di sana.Saat Sheikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya dengan kekuatan yang terorganisir Ummat ini bisa menggapai kemenangan, lalu Jihad dan senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.

“Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK dengan Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog”, kalimat tersebut menjadi semboyan Beliau. Beliau praktekkan apa yang selalu Beliau kumandangkan, sehingga membuat Beliau menjadi salah satu di antara orang Arab pertama yang bergabung dalam Jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet yang komunis. Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan ibadah Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan kepadanya, Beliau merasa inilah yang sudah sejak lama sekali Beliau cari-cari.Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di Universitas King Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju Islamabad Pakistan supaya dapat ikut serta dalam Jihad. Beliau pindah ke Pakistan agar dapat lebih dekat dengan Jihad Afghanistan, dan di sanalah Beliau mengenal pemimpin-pemimpin Mujahidin. Saat-saat pertama berada di Pakistan, Beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di International Islamic University di Islamabad. Namun tidak lama hal ini berlangsung, karena Beliau memutuskan untuk meninggalkan universitas agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk Jihad Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980-an, Sheikh Abdullah Azzam langsung turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah Beliau merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan untuk berjuang di Jalan Allah, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda : “Berdiri satu jam dalam pertempuran di Jalan Allah lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat selama enam puluh tahun”.

Terinspirasi oleh Hadits ini, Sheikh Abdullah Azzam beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan Jihad. Tidak lama setelah itu Beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar supaya bisa lebih dekat lagi dengan medan Jihad dan Syahid.Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Ladin yang juga teman dekatnya, Sheikh Abdullah Azzam mendirikan Baitul-Anshar (Mujahideen Services Bureau atau Kantor Pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad Afghanistan dan Para Mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai proyek yang menunjang Jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.

Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Sheikh Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Sheikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap ksatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar. Di Afghanistan Beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush, Lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Sheikh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayanya Dien Islam. Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Sheikh Azzam selalu berbicara tentang Jihad secara kontinyu. Beliau selalu berdo’a agar Para Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.

Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan dan Beliaupun sangat besar pengaruhnya pada Jihad ini sejak Beliau mengabdikan diri sepenuhnya dalam perjuangan ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya ke kalangan Ummat Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan kepada Kaum Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan Tanah Muslim. Beliau menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Join the Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim Lands dan Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan Beliau turun langsung ke medan Jihad Afghanistan, meskipun usia Beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke barat, menembus salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari dan dingin yang membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak Pemuda yang bersama Beliau kelelahan, namun Sheikh Abdullah Azzam tidak. Beliau merubah pandangan Ummat Islam terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan Jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh Ummat Islam di dunia. Hasil dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi universal dimana Ummat Islam dari seluruh dunia turut serta. Para Pejuang Muslim dari seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban Jihad dan membela Saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang tertindas.

Kehidupan Sheikh Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan, yakni menegakkan Hukum Allah di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab yang pasti bagi setiap dan segenap Ummat Muslim. Dalam rangka melaksanakan tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah (negara yang berdasarkan pada hukum Islam), Sheikh Azzam mengkonsentrasikan kepada Jihad (perjuangan bersenjata untuk menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa Jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi seluruh dunia.

Beliau juga menjaga dan memelihara keluarganya dengan semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya, sebagai contoh, aktif mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam berbagai tugas kemanusiaan di Afghanistan. Beliau menolak jabatan di beberapa universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang terakhir adalah membebaskan Tanah Suci Palestina. Dalam hal ini Beliau menyatakan: “Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal. Pertama, saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di Pakistan. Ketiga, saya diborgol dan diusir dari Pakistan”
Jihad di Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga utama dalam gerakan Jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun langsung dalam Jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan kendala-kendala yang menghambat gerakan Jihad, Beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat Ummat Islam tentang Jihad dan perlunya menegakkan Jihad. Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambut panggilan Jihad. Beliau amat mementingkan Jihad dan butuh akan Jihad. Sekali waktu Beliau berkata :“Saya merasa seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa tahun lainnya tidak berarti sama sekali”.

Dari atas mimbar Sheikh Azzam berulangkali menekankan keyakinannya : “Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah. Jihad akan terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan untuk mencapai kejayaan abadi?.

Sejarah dan semua orang yang mengenal dekat Sheikh Abdullah Azzam mencatat keberanian Beliau dalam berbicara tentang kebenaran, dengan mengabaikan segala konsekuensi yang ada.Setiap saat Sheikh Abdullah Azzam mengingatkan seluruh Kaum Muslimin bahwa :“Ummat Islam tidak dapat dikalahkan oleh ummat lainnya. Kita Ummat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri”.

Sheikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku Islami dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah mencemari hubungan baiknya dengan orang lain. Sheikh Azzam selalu mendengarkan pendapat Para Pemuda, Beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau selalu berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan Nabi Daud AS. Dan juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa hari Senin dan Kamis. Sheikh Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus dan mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik mengenai orang lain.Satu saat sekelompok Muslim yang tidak puas di Peshawar mencap Sheikh Azzam sebagai kafir dan menuduhnya meminta uang dari Kaum Muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Sheikh Azzam mendengar hal ini, Beliau tidak mencari dan mendebat mereka, malah mengirimi mereka berbagai hadiah. Namun kelompok tersebut tetap saja mencaci maki, mengumpat dan memfitnah Beliau, dan Beliau terus saja mengirimi mereka hadiah lainnya. Bertahun-tahun kemudian, ketika akhirnya menyadari kesalahannya, mereka berkomentar :

“Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Sheikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu mengutuk dan mencaci Beliau”

Selama Jihad Afghanistan berlangsung, Beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok Mujahidin dalam Jihad ini. Dan tentu saja kebanggaan Beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa Beliau. Pada November 1989, sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana Beliau selalu menyampaikan khutbah setiap hari Jum?at. Demikian besar jumlah peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh Masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan Muslimin dapat terbunuh. Namun Allah memberikan perlindungan-Nya dan bom tersebut tidak meledak.

Musuh-musuhpun semakin berhasrat melaksanakan rencana gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian tersebut. Ketika itulah Allah SWT berkehendak agar Sheikh Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini menuju haribaan-Nya (kita berharap demikian Insya Allah). Dan Sheikh wafat dengan cara yang gemilang pada hari Jum’at 24 November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam untuk menunaikan shalat Jum’at. Pada hari Jum’at itu, Sheikh Azzam bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani (salah seorang Pahlawan Jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobil pun berhenti di mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.

Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula dengan kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik. Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut Beliau.

Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Sheikh Abdullah Azzam di dunia, yang telah Beliau lalui dengan baik melalui perjuangan, daya upaya sepenuhnya, dan pertempuran di Jalan Allah SWT. Hal ini semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga -kita memohon kepada Allah demikian, dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang mulia yakni : “Dan barangsiapa yang mena?ati Allah dan Rasul-Nya mereka ini akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Para Rasul, Para Shiddiqiin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang Shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” [QS An-Nisaa:69]

Dengan cara seperti inilah Pahlawan Besar dan Penggerak Kebangkitan Islam meninggalkan medan Jihad dan dunia ini, dan tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam Para Syuhada Pabi di Peshawar Pakistan, dimana Beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan Syuhada lainnya. Semoga Allah menerima Beliau sebagai Syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di Surga. Pertempuran yang telah Beliau lalui dan telah Beliau perjuangkan tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah ‘Alaihi.

Kita memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah Beliau dan menempatkan Beliau di Surga Tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan dari Ummat ini Ulama-Ulama lain sekaliber Beliau, yang menerapkan pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di dalam buku dan di dalam Masjid saja.Melalui biografi ini, kami merekam kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana Sheikh Abdullah Azzam berkata :

“Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah Para Syuhada, dengan kisah Para Syuhada, dengan teladan Para Syuhada”“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” [QS At-Taubah:32-33].

Buku-buku yg ditulis oleh Dr Abdullah Azzam diantaranya ialah ;
· Ayaturrahman fi jihadil Afghan
· Addifak ‘an aradhil muslimin min ahammi furdhul ‘iyan (mempertahankan Bumi Umat Islam - Fardhu Ain yg terpenting)
· Akidah dan Kesannya dlm Membentuk Masyarakat
· Adab/Tatatertib dan Hukum-hukum dalam Jihad
· Islam dan masa Depan Kemanusian
· Menara Api yg Hilang
· Hukum berjuang/beramal dlm berjamaah

Sejak Abdullah Azzam syahid, Maktab Khidmat al Mujahidin (terletak di Peshawar) mengumpulkan berbagai petikan khutbah dan ceramahnya kemudian dibukukan sehingga mencapai 50 judul, diantaranya;

· seri Tarbiyah Jihadiyah Wal Bina’ yg mencapai 26 jilid,
· Hijrah dan I’dad 3 juz/jilid.
· Fi Zhilali Suratti Taubah 2 Juz.
· Fiqh dan Ijtihad dlm Jihad 3 jilid
· Perkataan-perkataan dari Garisan Api pertama 3 jilid
· Dibawah Gelora peperangan 4 jilid
· Pengajaran dari Sirah Rasulullah SAW
· Keruntuhan Khilafah dan Pembinaan kembali

Judul-judul di atas adalah merupakan buku-buku yg penting saja sedangkan di sana terdapat berpuluh-puluh lagi buku-buku karangan As-syahid dan buku2 yg ditulis mengenainya.(arrahmah.com)

Syekh Abu Ishaq al-Huwaini

Rasulullah Saw., bersabda, "Akan tetap ada segolongan orang dari umatku ini, yang mereka tetap teguh mempertahankan kebenaran sampai hari kiamat…", kemudian Imam bukhari menjelaskan, "Mereka adalah ahli hadits".

Hijazi Muhammad Syarif, atau yang lebih kita kenal dengan syekh Abi Ishaq al-Huwaini, lahir di Kafr ash-Sheikh (salah satu propinsi di Mesir ) pada tahun 1954 M/ 1375 H.

Ulama hadist yang terkenal ini mulai mendalami ilmu agama saat berumur 11 tahun, beliau rajin menghadiri pengajian-pengajian syekh Muhammad Najib al muthi'i tentang ilmu fiqh yang menggunakan mazhab Imam Syafi'i, dan beliau sendiri adalah lulusan dari college section on the Spanish tongue, mendapat rangking pertama setiap tahun kecuali tahun terakhir mendapat peringkat kedua. Syekh Abi Ishaq al-Huwaini sering menghabiskan waktu di maktabah "al-mushthafa", menuntut ilmu secara kontiniu disiang hari, sedangkan dimalam hari beliau bekerja untuk membiayai hidupnya. Namun kemudian beliau pergi ke Yordania untuk belajar dengan Syekh Nashiruddin Albani (Al Muhaddits terpopuler abad 20) dan terhitung murid-murid pertama dari Syekh Albani ini.

Suatu ketika, Syekh Albani pernah ditanya siapa orang yang akan menggantikan beliau dalam manhaj ilmiah, beliau menyebutkan nama syekh muqbil bin hadi dan kemudian meyebutkan nama Syekh Abu Ishaq Al Huwaini. Dalam kesempatan lain ‘Ubadah bin ‘Abdul Lathif bin Muhammad Nashiruddin al-Albani ( cucu dari syekh Albani ), pernah bertanya pada kakeknya itu, "Siapakah dua orang yang lebih utama dalam ilmu hadits?" Syekh Albani menjawab, " Ali Hasan al-Halabi dan Abu Ishaq al-Huwaini ". Syekh Ubeidullah Ibrahim bin Hamdi Abu Abdurrahman berkata " Bukanlah berlebihan jika saya katakan bahwa tidak ada seorangpun setelah Syekh Mesir yang populer Al-Hafizh Al-Imam Ahmad Muhammad Syakir rahimahullah yang dapat menyamainya dalam ilmu hadits selain saudara penulis ini (abu ishaq al-huwaini,red). Saya yakin jika beliau diberi umur panjang niscaya akan terlihat keajaiban demi keajaiban pada dirinya".

Diantara karya-karya tulisnya:

1. takhrij tafsir bin katsir

2. ats-Tsamr ad-Dani Fi adz-Dzabb ‘An al-Albani

3. Tahqiq ad-Dibaj Syarh Shahih Muslim karya as-Suyuthi

4. Badzl al-Ihsan Bi Takhrij Sunan an-Nasa`i, Abi ‘Abdirrahman

5. Tahqiq an-Nasikh Wa al-Mansukh karya Ibn Syahin

6. Masis al-Hajah Ila Takhrij Sunan Ibn Majah

7. Ithaf an-Naqim Bi Wahm adz-Dzahabi Wa al-Hakim

8. Tanbih al-Hajid Ila Ma Waqa’a Min an-Nazhar Fi Kutub al-Amjad

9. Syarh Wa Tahqiq al-Mughni ‘An al-Hifzh

Sedangkan risalah-risalah pendek diantaranya:

10. Simth al-Ali Fi ar-Radd ‘Ala al-Ghazali

11. Shahih al-Qashash an-Nabawi

12. Tahqiq Fadha`il Fathimah Karya Ibn Syahin

13. Kasyf al-Makhbu’ Bi Tsubut Hadits at-Tasmiyah ‘Inda al-Wudhu

14. Nahyu ash-Shuhbah ‘An an-Nuzul Bi ar-Rukbah

Dan masih banyak karya-karya lain terutama dalam bentuk ceramah yang tersebar di seluruh penjuru Mesir.

Semoga sepak terjang Syekh Abu Ishaq Al-Huwaini dalam mempertahankan kebenaran ditengah-tengah dunia penuh fitnah dapat menjadi contoh bagi umat Islam terutama para Thalibul 'Ilmi yang orientasi mereka adalah untuk menjadi ulama di kemudian hari; pengemban dakwah Islam, pewaris para nabi, yang senantiasa menggiring umat ke dalam kebenaran di bawah royah Tha`ifah Manshurah (kelompok yang menang). Sebagaimana yang diukir oleh Khatib al-Baghdadi di dalam bukunya Syaraf Ashabul Hadits, "Ibnu Mubarak ketika ditanya tentang Tha`ifah Manshurah beliau menjawab, " mereka adalah ahli hadits".

Jilbab Hati

Akhirnya Bus jurusan Jakarta- Padang Berangkat juga jam lima sore, Setelah Membaca do'a safar ku toleh pandangan kesamping kiriku, ternyata aku duduk bersebelah dengan seorang Gadis muda. Kulihat dia sepintas dia tidak memakai Jilbab dan pakaiannya pun sangat ketat,bahkan memperlihatkan bahagian2 tubuhnya yang tidak pantas untuk kita ceritakan. Aku Mendesah istigfar dalam hati, seperti inikah indonesia aku tinggalkan bisikku dalam hati, Maklum selama aku Di Mesir Aku jarang menemukan wanita yang tidak memakai jilbab walaupun wanita Mesir berpakaian ketat tapi mereka rata-rata memakai jilbab . Setelah Menarik nafas, kulihat Wanita itu Disaat yang sama dia melihat kearahku, kulihat dia seolah-olah ketakutan, Mungkin Dengan penampilanku yang memakai kerudung yang lebar ,apalagi berita teroris sering terdengar di Indonesia.
 " Mbak, mau ke Padang ya "Sapaku kepadanya . " iya, Mbak Mau ke Padang Juga? " " Tinggal Di Jakarta ya? Tanyaku lagi "" Iya,Udah Setahun tinggal disana bareng suami disana " lalu diapun bertanya kepadaku " Mbak dari  di Jakarta juga ya? " Nggak, Saya baru Pulang Dari Afrika Utara." " Haah,ngapain Disana"' tanyanya heran. "Saya kuliah di AUC Al Azhar University Cairo."" Berapa tahun Disana? ""5 tahun dan selama itu saya nggak pernah pulang ke Indonesia lho " Ujarku Kepadanya. "Oh pasti rindu sekali sama keluarga ya? " Jawabnya sudah mulai santai tak ada lagi rasa takut padaku
 Akhirnya setelah mengobrol bercerita asal usulku dan pengalaman kuliah di Mesir, akhirnya Aku mengenal namanya Sofyana dia lulusan UNP Jurusan Ekonomi, Setelah bercerita panjang lebar Aku Merasa lapar, kuteringat ada sekotak kurma kacang yang aku letakkan dalam tas, ku keluarkan dan kutawarkan makan kepadanya "Ini dibawa dari Mesir, Kurma Berisi kacang " Akhirnya sambil makan aku bertanya kepadanya. "Mbak kenapa nggak pakai Jilbab? "" Hmm mbak mau pakai jilbab tapi mbak mau menjilbabkan hati terlebih dahulu , siit, desitku dalam hati alasan umum para wanita yang nggak mau memakai jilbab dan pakaian Muslimah. Jilbab hati, Akhirnya Aku pun bertanya kepadanya Jilbab hati itu apa maksudnya? dia pun menjelaskan bahwa jilbab hati itu adalah berusaha menjaga hati dari sifat sombong,sifat riya , sifat kasar dan dengki. akupun bertanya terus ? terus? Sampai akhirnya dia menjadi kehabisan bahan untuk disebutkan.Aku menambahkan jadi intinya jilbab hati itu kita berusaha menjaga hati dari yang dilarang Allah bukankah gitu mbak?. iya jawabnya, "' kalau gitu bukankah Allah melarang kita membuka Aurat kita kepada orang lain? Ya tapi yang paling terpenting Hati bukankah  Allah melihat hati seseorang?sebagaimana yang dikatakan dalam haditsnya?Aku tersenyum " itu memang Benar bunyi haditsnya :

Innallaha la yanzhuru ila ajsaamikum wala ila shuwarikum walakin yanzhuru ila quluubikum tapi jangan lupa mbak itu baru satu hadits masih ada hadits lain yang menyatakan bahwa Allah tidak hanya hati saja tapi juga Amal kita Ada hadits lain yang bunyinya



innallaha la yanzhuru ila Ajsaamikum wala ila shuwarikum wa amwalikum walakin yanzhuru ila qulubikum wa a'maalikum .

Coba mbak lihat dalam alqur'an betapa banyak ayat-ayat yang selalu mengaitkan antara amal dengan hati coba mbak lihat berapa banyak ayat-ayat yang menggunakan lafaz ?

Alladzina Aamanu waamilusshaalihaat ( orang-orang yang beriman dan beramal sholeh )

Coba lihat dalam surat Al Ashr, Dalam surat Albaqarah dan sebagainya. itu Menandakan bahwa iman yang merupakan perbuatan hati dan amal sholeh berkaitan erat satu sama lain. hati memang kita jaga tapi tubuh dan aurat juga kita tutupi. Mbak pasti sholat kan? kenapa mbak sholat menutup aurat sekalipun mbak sholat sendirian dikegelapan malam sekalipun? "" Nggak tahu" jawabnya parau " Itu maknanya mbak karena Allah menginginkan kita menghadap-Nya Dalam keadaan yang sempurna iya kan? saya mau tanya sama mbak,mbak sayang kan sama suami mbak?" Iya tentu saja aku sayang padanya " ujarnya. Aku Tersenyum Mbak tahu nggak ketika mbak nggak pakai jilbab mbak sudah menzhalimi suami mbak sendiri dan juga orang lain, mungkin itu suami orang lain dan juga orang yang melihat mbak ". " Maksudnya? " tanyanya heran .  "
Aku pun menjelaskan mbak tahu kan bahwa Aurat wanita itu itu hanya boleh diperlihatkan sama orang tertentu aja iyakan?seseorang yang mencintai orang lain pasti dia memberikan sesuatu yang khusus untuk orang itu dan tidak diperlihatkan dan diberikan kepada orang lain iyakan?kalau kita memberikan kepada orang yang kita sayangi sesuatu dan kita juga memberikan kepada orang lain apa nilai plus buat orang yang kita cintai itu?maka kita sudah menzalimi haq nya " kulihat dia termenung dan menunduk dan kulihat rona wajahnya mulai memerah menahan air matanya yang mulai jatuh, Akhirnya dia bertanya kepadaku " kenapa kita dikatakan menzhalimi orang lain?

" pertama bisa membahayakan diri mbak sendiri bisa jadi mereka berniat jahat sama mbak, atau kalau anak-anak remaja melihat aurat mbak dan akhirnya mereka tergoda  bisa jadi mereka bersikap tidak sopan kepada mbak atau bisa jadi membeli VCD Porno dan menontonnya, Dan masalah itu nggak akan berhenti sampai disana saja bisa jadi mereka melakukan perbuatan kriminal lainnya atau kalau mereka tidak sanggup berbuat hal itu mereka memilih melakukan perbuatan masturbasi untuk memenuhi hasrat seksual mereka dan mbak tahu sendirikan akhibat dan dampaknya nanti dari seringnya masturbasi itu,apa bisa mbak bayangkan bagaimana jadi nya anak bangsa ini selanjutnya? coba mbak lihat betapa banyak kasus-kasus pemerkosaan dan kasus kasus pelecehan seksual lainnya itu gara-gara melihat aurat orang lain? bagaimana nurut mbak kalau seandainya seorang suami menggauli istrinya tapi yang dibayangkan oleh suaminya adalah menggauli wanita cantik yang seksi yang dilihatnya di TV di film-film dan di jalanan?apakah kita yang memperlihatkan aurat yang salah atau mereka ? Kalau mbak mengatakan belum bisa berjilbab karena belum bisa menjilbabkan hati mbak sekarang saya bertanya sama mbak  apakah boleh dan dibenarkan bagi seseorang untuk melakukan dua dosa sekaligus dikarenakan dia melakukan satu dosa ? 

  Kulihat dia tak kuasa menahan tangisnya sambil terisak dia mengatakan kepadamu "mbak  memang benar, baru kali ini ana mendapatkan pencerahan yang beda dari yang lain, Insya Allah Saya akan merubah pakaian saya dan saya akan memakai jilbab. Saya tidak ingin memperlihatkan apa yang hanya diperbolehkan untuk memperlihatkannya hanya untuk suami saya saya perlihatkan kepada orang lain" Amiin...

Aku Tidak tahu entah sudah sampai dimana bus ini berjalan, karena aku baru pertama kali pulang setelah 5 tahun lamanya tidak pernah pulang ke Indonesia, sengaja ku pilih naik Bus agar bisa menikmati pemandangan alam yang indah, dan lagian barang-barangku tidak banyak sebab sudah aku kirim sebelumnya melalui kontainer kapal. Kulihat Mbak Sofyana masih basah pipinya oleh Air

Allahumma ij'alha zaujatan thahiratan Allahummalladzi syara'a lanal hijab tsabbit qalbiha wa qulubal muslimatin ala tha'ati sunnati nabiyyika....

Beraqidah dan berislam yang benar adalah suatu keharusan bagi setiap manusia terutama seorang muslim. Karena tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat al-hujurat ayat 56 :
"Tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah-Ku."
Begitu juga tujuan diutusnya para nabi dan rasul untuk menyampaikan ajaran tauhid. Karena tauhid kunci kebahagiaan dunia dan akhirat serta menjadi syarat utama diterimanya semua amalan manusia.
Ketika syirik dan bid'ah mulai merasuk ke dalam agama dan munculnya berbagai firqah (kelompok) dikalangan umat yang berujung pada perbedaan aqidah, membuat kita kesulitan untuk menentukan rujukan yang benar sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Hal itu menjadi suatu kewajiban bagi para ulama untuk mengarahkan umat kepada sabililhaq (jalan kebenaran). Maka berjuanglah mereka untuk itu, sehingga ratusan buku bahkan ribuan dikarang dengan tujuan mengembalikan manusia untuk memahami dan beramal dengan aqidah ash- shahihah.
Buku ini mengantarkan kita untuk memahami aqidah ash-shahihah itu. Didalamnya terdapat dasar-dasar aqidah yang mudah dipahami oleh pembaca. Pengarang-pun mengibaratkan bahwa buku ini adalah mahattoh pertama dalam perjalanan Tholibul Ilmi, sebelum memahami lebih jauh berbagai ilmu pengetahuan yang ada. Karena buku ini mengandung titik penting dalam kehidupan manusia di dunia bahkan di akhirat kelak.
Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Firqotunnajiah atau Thoifah Mansuroh, yang diisyaratkan oleh Rasulullah Saw., dalam berbagai haditsnya menjadi pembahasan utama dalam buku ini. Berbagai hujjah dan dalil tentang penamaan manhaj ini dipaparkan oleh penulis dengan gamblang. Prinsip-prinsip dasar akidah ahlussunnah wal jamaah dijelaskan secara detail dan akurat. Metodologi beristidlal, berhujjah dan berfikir-pun dipandu di dalam buku ini. Diakhir kitab ini, kita juga akan menemukan 100 buku terpenting dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah beserta resensinya secara global.
Wallahua'lam bishowab.

Menjaga Stabilitas Iman

MENJAGA STABILITAS HIDUP AGAR LEBIH BERMAKNA

Mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya kenapa tiba-tiba iman kita menjadi turun drastris, Awalnya semangat ibadah menggebu-gebu tiba tiba saja menjadi menurun drastic, Tentu semua ini harus cepat diatasi agar tidak berlarut dan menumpuk menjadi sebuah beban dan membuat kita jatuh terperosok kedalam lubang yang jauh dan suram. Sebelum kita mencari solusinya tentu terlebih dahulu kita harus mencari apa sebab-sebab kenapa hal itu terjadi.
Diantara penyebab turunnya semangat iman adalah ;

1.Lemahnya Pemahaman tauhid di dalam hati seseorang

Diantara adalah kurang memahami bahwasanya Allah maha Melihat, baik yang nampak ataupun yang disembunyikan. Sehingga disaat sepi kita merasa Allah tidak melihat kita sehingga membuat kita merasa nyaman untuk berbuat maksiat dan berbuat dosa lainya.terkadang kita melupakan bahwa Allah maha mendengar, bahkan tidak memahami bahwa Allah itu maha mengetahui baik yang sudah berlalu ataupun akan datang.

2. Tidak memahami hakikat Jalan Hidup

Hidup memang penuh dengan Onak dan duri, Hidup penuh dengan bermacam rintangan dan halangan banyaknya cobaan hidup membuat kita menjadi tidak semangat dan terkadang menjadikan kita putus asa dengan datangnya cobaan-dan ujian yang silih berganti tersebut.

3.selalu dihantui oleh masa lalu yang kelam

Masa lalu terkadang membawa manusia untuk tidak semangat menghadapi masa depannya . Dosa yang dilakukan masa lalu menghantui perasaannya sehingga membuat dirinya selalu hina dengan masa lalunya, membuat dirinya merasa tidak pantas untuk menata masa depannya karena aib dan cacat yang melekat dalam dirinya

4.Pasrah dengan keadaan yang ada bagaimana bentuk keadaan tersebut.

Disaat kita hidup dalam kondisi tersebut kita merasa bahwa kita ditaqdirkan seperti itu dan tidak ada keinginan untuk mengubahnya. Padahal hal itu bisa diusahakan untuk dirubah. Kemiskinan yang melekat pada diri kita membuat kita merasa tetap miskin. Lingkungan tempat tinggal kita yang penuh dengan kemaksiatan membuat kita rela dan ikhlas menjalani itu semua. Padahal kita bisa mengubahnya dengan jalan Hijrah dari tempat itu misalnya.atau dengan jalan lain.

5. Selalu berbuat maksiat ataupun mendekati perbuatan maksiat atau sarana yang bisa mengantarkan kita kepada kemaksiatan tersebut.

Itulah diantara penyebab dan yang mendorong kita untuk tidak semangat menata masa depan.membuat stabilitas Iman kita menjadi menurun .

Diantara cara ataupun tips yang bisa kita lakukan dan kita ambil adalah :

1.Jadikan Ibadah kita selama ini Adalah sebuah kebutuhan,bukan hanya sekedar kewajiban semata

Disaat kita membutuhkan sesuatu pasti kita tidak akan bosan dengan hal tersebut,contohnya makan, pernahkan kita merasa bosan untuk makan?tentu tidak. Kenapa karena kita butuh makan.jadikan ibadah sholat kita menjadi sebuah kebutuhan hidup kita jadikan ibadah tadabbur qur’an kita menjadi sebuah santapan pagi kita.

2.Hindari Sifat Menunda-Nunda

Sifat menunda-nunda sebuah pekerjaan ataupun ibadah adalah perbuatan setan. Itulah cara syaithan membisikkan kepada kita agar menunda ibadah kita dengan alas an kita masih muda, pekerjaan kita lagi tanggung atau dengan alasan yang lain yg membuat kita lengah. Salah satu cara atau tips agar jangan sampai bentrok antara waktu kerja dan ibadah adalah jangan mengerjakan sesuatu dekat dengan waktu sholat . ketika teringat langsung kerjakan

3. Hindari Kehidupan yang menyendiri

Hidup sendiri atau bersunyi dari keramaian mengundang potensi dosa,apalagi zaman sekarang ini dimana technologi dan alat komunikasi sudah begitu mudah masuk kekamar-kamar kita. Internet misalnya begitu mudah akses yg kita peroleh. Maka untuk menghindari hal itu maka seringlah duduk bersama orang-orang sholeh baik dimajelis dzikir ataupun dengan mengisi kegiatan yang bermamfaat bersama teman-teman lain atau ditempat keramaian yg tidak dipenuhi dgn maksiat seperti mesjid misalnya atau perpustakaan.
Ingatlah sebuah pepatah mengatakan : bahwa biasanya harimau biasa memangsa kambing yang berjalan sendirian.

4. Berusahalah Untuk Senantiasa Agar Bisa Husnul khatimah

Diantaranya adalah dengan jalan mengingat kematian yang datangnya pasti tapi tidak diketahui kapan datangnya. Atau dengan menjaga diri agar jangan sampai mencintai dunia dan selalu mengingat bahwa amalan itu bikhaatimiha ( akhir hayat kitalah yang akan menentukan )

5. Berdo’alah kepada Allah agar senantiasa ditetapkan hati kita dalam keadaan beriman

Akhiru da’waana Alhamdulillahi washsholaatu ala rasulihi

Diambil dari :
1.Hasil talaqqi kami bersama syaikh DR. Radhi Abdullah ( Dosen IIU Al Azhar )dengan tema “Intikasaat”
2.Kajian Bersama DR. Ahzami Samiun Jazuli (Dosen di Perguruan Tinggi Islam Indonesia)
3. Kitab Tsawabitul Iman ba’da ramadhan (menjaga Stabilitas Iman Pasca Ramadhan) DR.Shalah sulthan

Khutbah Idhul Adha 1431 H

Khutbah Idhul Adha 1431 H
Oleh : Ust. Abu Jibriel Abdurrahman ( Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia )


Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kita, dan amal-amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada siapapun yang menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan maka tidak siapapun yang menunjukkannya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran 3: 102)

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu." (QS. An Nisaa' 4:1)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu, dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al Ahzab: 70-71)

Adapun sesudah itu,

Maka sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Saw, dan sekuat-kuat tali ikatan ialah kalimat taqwa, dan berhati-hatilah kamu dengan perkara-perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat, dan setiap kesesatan berada dalam neraka. Kita bersyukur kepada Allah Swt karena berada pada hari yang terbaik dari hari-hari yang diciptakan Allah Swt.

Dari 'Aisyah Ra ia berkata, bahwa Nabi Saw bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ ، إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا ، وَأَشْعَارِهَا ، وَأَظْلاَفِهَا . وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

"Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak di hari Kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu." (HR. Tirmidzi, no: 1413)

Adapun bagi orang yang memiliki kemampuan pada hari tersebut tetapi dia tidak berkurban, maka perbuatannya itu sangat dibenci. Abu Hurairah Ra ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

"Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban, maka janganlah ia dekat-dekat di tempat shalat kami." (HR Ahmad, no: 7924, Ibnu Majah, no: 3114, dan dishahihkan oleh Hakim)

الله أكبر... الله أكبر... ولله الحمد

Para Jama'ah Yang Dirahmati Allah.

MANUSIA MEMERLUKAN ALLAH

Tidak dapat di pungkiri oleh siapapun,bahwa seluruh makhluq sangat memerlukan Allah, bahkan tidak sedetikpun dalam kurun waktu dan rezqi yang diperlukan hidupnya melainkan dalam tangan Allah seluruh tanggungan kehidupannya. Allah Swt berfirman:

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Hud, 11: 6)

Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa, dan yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.

Maka wajarlah Allah subhanahu wata'ala dalam banyak dialog Nya dengan hamba Nya,mengingatkan supaya selalu ingat dengan nikmat yang tidak terhingga itu. Dintara firman Nya:

"...Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu Yaitu Al kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Baqarah, 2: 231)

Beginilah kasih sayang Allah subhanahu wata'ala kepada manusia, diberi Nya mereka segala nikmat keperluan hidupnya, diturunkan kepada mereka panduan hidup agar tidak tersesat jalan hidupnya yaitu Al Qur'an dan As Sunnah. Namun mereka tetap saja ingkar dan kufur. Al Qur'an menyebutkan kisah pengingkaran golongan manusia yang paling dimuliakan Allah yaitu Bani Israil tetapi merekalah manusia yang paling bejat moralnya kepada Allah,ingkar tehadap nikmat Allah dan janji-janji yang telah diikrarkannya. Maka Allah subhanahu wata'ala berulang kali mengingatkan mereka seperti dalam firman Nya:

"Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya aku telah melebihkan kamu atas segala umat." (QS. Al Baqarah, 2: 47 dan 122)

"Hai Bani Israil ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut." (QS. Al Baqarah, 2: 40)

Israil adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil adalah turunan Nabi Ya'qub; sekarang terkenal dengan bangsa Yahudi. Bani Israil yang telah diberi rahmat oleh Allah dan dilebihkannya dari segala ummat tetapi kekafiran dan kedurhakaan mereka kepada Allah dan kepada para Rasul-Rasul-Nya. Janji Bani Israil kepada Allah Ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada rasul-rasul-Nya di antaranya Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang tersebut di dalam Taurat. Bahkan mereka sebelum diutusnya Rasulullah, mereka selalu memohon agar beliau segera di utus. Tetapi setelah beliau diutus, lalu mereka ingkar. Maka mereka senantiasa mendapat kutukan Allah sehingga datangnya hari qiyamat. Allah Swt berfirman:

"Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu." (QS. Al Baqarah, 2: 89)

Jika bangsa yang paling dimuliakan Allah subhanahu wata'ala, dilaknat karena kedurhakaannya kepada Allah, maka apakah nasib bangsa yang tidak dimuliakan ? Maka sudah selayaknyalah hamba-hamba yang menghendaki kecintaan dan keridhaan Allah subhanahu wata'ala tunduk dan patuh kepada Allah dan Rasul Nya. Karena Rahmat Allah itu sangat besarnya diberikan kepada ummat manusia. Allah Swt berfirman:

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaKu, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka Apakah kamu tidak mendengar?" Katakanlah: "Terangkanlah kepadaKu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?"Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al Qashas, 28: 71-73).

الله أكبر... الله أكبر... ولله الحمد

Para Jama'ah Yang Dirahmati Allah.

MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK BERIBADAH

Setiap makhluk (Yang diciptakan) memerlukan Khalik (Pencipta). Temasuk manusia dan jin adalah bagian dari makhluk ciptaan Allah yang special diperintahkan untuk bribadah kepada Nya. Allah Swt berfirman:

"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali semata-mata untuk beribadah kepada Ku." (QS. Az Zaariyat, 51: 56)

Inilah satu-satunya tujuan penciptaan makhluk yang disebut sebagai jin dan manusia. Ibadah dalam bahasa Arab diambil dari perkataan "Abada-ya'budu-u'bud" yang berarti Ta'at dan patuh..

Artinya tujuan penciptaan jin dan manusia semata-mata untuk mentaati Segala perintah Allah (melaksanakan perintah) dan meninggalkan dan menjauhi segala larang Allah. Tujuannya ialah agar manusia dan jin itu selamat didunia dan sejahtera di akhirat. Siapapun dia dan apapun status sosial yang dia miliki ditengah kehidupan masyarakat dia wajib taat dan patuh kepada Allah subhanahu wata'ala.

Adapun tujuan Ibadah adalah agar manusia Bertaqwa kepada Allah subhanahu wata'ala Firman Nya:

"Wahai manusia, sembahlah Tuhan mu yaitu Yang telah menjadikan kamu dan orang-orang sebelum kamu supaya kamu Bertaqwa." (QS. Al Baqarah, 2: 21)

Perintah bertaqwa kepada Allah merupakan perintah secara menyeluruh kepada semua manusia, baik ummat terdahulu maupun yang terkemudian. Baik kepada manusia yang sudah beriman atau belum, mukmin atau kafir, semuanya diseru untuk bertaqwa kepada Allah. Allah Swt berfirman:

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya, Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[ Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An Nisa', 4: 1)

"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah[Maksudnya: kekafiran kamu itu tidak akan mendatangkan kemudharatan sedikitpun kepada Allah, karena Allah tidak berkehendak kepadamu.] dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji." (QS. An Nisa', 4: 131)

Dan secara khusus kepada Orang-orang beriman Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran, 3: 102)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al Ahzab, 33: 70-71)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al Maaidah, 5: 35)

Makna taqwa dari ayat-ayat diatas telah dijelaskan oleh dua orang sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yaitu:

1. Ibnu Mas'ud ra berkata:

التَّقْوَى هُو أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُورٍ مِنَ اللهِ تَرْجُو ثَوَابَ اللهِ وَأَنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُورِ اللهِ تَخَافُ عِقَابَ اللهِ

"Taqwa ialah kamu beramal dalam rangka mentaati Allah di atas cahaya dari Allah dan mengharapkan pahala dari Allah dan kamu meninggalkan maksiat terhadap Allah di atas cahaya dari Allah dan takut kepada azab Allah."

2. Ali bin Abi Thalib ra berkata:

التَّقْوَى هُوَ الْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيلِ وَالْقَنَاعَةُ بِالْقَلِيلِ وَالإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحيِلِ

Taqwa ialah merasa takut kepada Yang Maha Agung, beramal atas apa yang diturunkan (Qur'an dan Sunnah), merasa cukup dengan yang sedikit (hidup sederhana), dan bersiap untuk perjalanan hari yang jauh (hari kiamat) atau siap mati sebelum mati.

Apabila seseorang hamba telah memiliki ketaqwaan seperti ini maka Allah memberi jaminan kepadanya yaitu terlepas dari kesempitan hidup, musibah, bala bencana dan dimudahkan mendapat rezki dari segala penjuru sebaimana disebutkan di dalam Qur'an Surat Ath Thalaq, 65: ayat 2 dan 3,

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

Juga dalam Qur'an Surat Adz Dzaariyat: 51: 15-22, disebutkan bahwa orang-orang yang bertaqwa akan dimuliakan Allah swt di dalam syurga.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu."

Dari ayat-ayat diatas dapat difahami bahwa tujuan ibadah itu agar manusia menjadi baik dan Shalih semuanya, karena kesolehan akan mengundang segala kebaikan dan kemanfaatan baaginya dan sekaligus berarti menjauhkan dan menghindarkan mereka dari segala musibah dan bencana, sedang kejahatan akan mengundang segala kejelekan dan keterpurukan dan mennghalangi dari segala kebaikan dan kemuliaan. Dengan itu, manusia memerlukan petunjuk hidup agar mereka tidak meraba-raba bagaimana caranya menyembah Allah. Petujuk hidup itu menurut pandangan kitab suci Agama Islam ialah: Kitab Allah (Al Qur'an) dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berfirman:

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. Al An'am, 6: 153)

Ayat ini menjelaskan, barangsiapa yang hendak menjadi taqwa wajib menerima satu-satunya yang berhak mengatur hidup mereka hanyalah syari'ah isalam berdasarkan al qur'an dan as sunnah. Dan barangsiapa yang tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh al qur'an dan sunnah, tidak mungkin menjadi orang yang bertaqwa, dan orang yang shalih.

الله أكبر... الله أكبر... ولله الحمد

Para Jama'ah Yang Dirahmati Allah.

ORANG YANG DURHAKA AKAN DIMUSNAHKAN

Kepada orang-orang yang belum mau merima pandangan ini yaitu pandangan hidup Islam, dan tetap mengikuti pandangan hidup berdasarkan hawa nafsu, maka Allah mengancam mereka dengan firman Nya:

"Hai manusia,kamulah yang memerlukan Allah sedangkan Allah, Dialah yang Maha kaya dan Maha terpuji. Jika kamu tetap membangkang Allah akan memusnahkan kamu dan akan digantinya kamu dengan makhluk yang lain,dan yang demikian itu tidak sulit bagi Allah." (QS. Al Fatir, 35: 15-17)

"...Dan jika kamu kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah[Maksudnya: kekafiran kamu itu tidak akan mendatangkan kemudharatan sedikitpun kepada Allah, karena Allah tidak berkehendak kepadamu.] dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji." (QS. An Nisa', 4: 131)

"Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu." (QS. Az Zumar, 39: 7)

MUSIBAH & BENCANA, PERINGATAN ATAU ADZAB ?

Bencana dan musibah alam yang silih berganti menimpa negeri ini tidak akan terjadi dengan sendirinya. Dia bukanlah senda gurau dan permainan. Gemanya telah menimbulkan berbagai pertanyaan di benak setiap orang, apa sebenarnya yang sedang terjadi?. Hampir pasti, setiap kali bencana dan musibah terjadi secara susul menyusul hanya difahami oleh logika akal dan pemahaman adat dan kelenik yang menisbatkan kejadian tersebut disebabkan oleh kemarahan dewa yang terlambat diberikan sesajen. Oleh pemahaman seperti inilah sebagian manusia bila menghadapi tsunami, gempa bumi dan gunung merapi,mereka mencari hewan ternak tertentu untuk disajikan kepada dewa yang sedang marah. Pemahaman seperti ini adalah keliru dan syirik dari segi syaria'ah yang wajib dijauhi oleh setiap Muslim.

Sebagai seorang Muslim dan Mukmin yang shaleh, tidak boleh menerima pandangan realitas akal dan pengetahuan tanpa pendamping wahyu Allah Swt. Bencana-bencana yang muncul beruntun itu, ternyata bisa menjadi pertanda peringatan dan teguran Allah akan sebuah kehancuran yang lebih besar, karena umat di negeri ini kebanyakannya tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran Allah Swt bahkan menyimpangkannya sangat jauh dari rel kebenaran.

الله أكبر... الله أكبر... ولله الحمد

Para Jama'ah Yang Dirahmati Allah.

Dari berbagai rangkaian musibah, ujian dan bala bencana yang menimpa manusia, khususnya negeri ini, sebab-sebabnya dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama: Karena manusia mendustakan ajaran Allah Swt dan Rasul-Nya. Kedua: Orang-orang yang hidup mewah (para pemimipin dan penguasa) tidak memperdulikan hak-hak dan kewajibannya kepada Allah Swt. Ketiga: Kufur (ingkar) kepada ayat-ayat Allah dengan membunuh para Nabi dan ajarannya dan Ulama warasatul anbiya' (pewaris para Nabi), dan mengingkari nikmat-Nya dan menukarkan kenikmatan itu dengan kekafiran. Keempat: Para penguasa dan pembesar-pembesar kaum, menukar hukum Allah dengan hukum jahiliyah dan melempar hukum Allah dibelakang punggung mereka. Kelima: Kesombongan intelektual dan Kecenderungan masyarakat memilih serta mengikuti tradisi nenek moyang dengan ajaran sesatnya yang bertolak belakang dari hidayah dan Sunnah Rasulullah Saw.

Al Qur'an Menjelaskan Tentang Sebab-Sebab Musibah Dan Bala Bencana

Pertama :

Karena manusia mendustakan (mendurhakai) Allah Swt dan Rasul Nya.

Al Qur'an menjelaskan perkara-perkara itu dengan tegas, sebagaimana firman-Nya:.

"Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan Nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: "Sesungguhnya nenek moyang Kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan", maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya." (QS. (Al-a'raf, 7 : 94-95)

"Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman." (QS. Al Qhashash, 28 : 59)

"Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Hud : 117)

"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nisaa : 147)

FirmanNya lagi:

"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan dimuka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat yang diderita oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dri merka,mereka telah mengolah bumi dan memakmurkannya lebih banyak dari apa yang mereka makmurkan.Dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan dan bukti-bukti yang nyata.Maka Allah sekali-kali berlaku dzalim kepada mereka ,tetapi merekalah yang berlaku dzalim terhadap dir mereka.Kemudian akibat orang-orang yang melakukan kedurhakaan dan kejahatan adalah azab siksa yang lebih buruk,karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olok." (QS. Rum, 30 : 9-10).

Dan firmanNya lagi:

"(ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Maka Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri), demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi amat keras siksaan-Nya, (siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri [Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.], dan sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui, (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman." (QS. Al An fal, 8 : 49-55)

Kedua:

Orang-orang yang hidup mewah (para pemimipin dan penguasa) tidak memperdulikan hak-hak dan kewajibannya kepada Allah Swt.

Allah Swt berfirman:

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (para penguasa) di negeri itu supaya mentaati Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al Isra, 17 : 16)

"Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab." (QS. Al Isra' 17 : 58)

Ayat-ayat diatas menggambarkan jika dalam kehidupan masyarakat sudah muncul kemungkaran dan kemaksiatan maka Allah akan menghancurkan negeri itu sehancur-hancurnya atau Allah akan mengazab penduduknya dengan azab yang pedih sebelum datangnya hari kiamat.

Ketiga:

Kufur (ingkar) kepada ayat-ayat Allah dengan membunuh para Nabi dan ajarannya dan Ulama warasatul anbiya' (pewaris para Nabi), dan mengingkari nikmat-Nya dan menukarkan kenikmatan itu dengan kekafiran.

"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas." (QS. Ali-Imran, 3:112)

Padahal seluruh nikmat yang telah diterima manusia asalnya dari Allah swt, tetapi mereka tidak pernah mensyukurinya. Al Qur'an menjelaskan:

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari pada kamu, tiba-tiba sebahagian dari pada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain), Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; Maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya)." (QS. An-Nahl, 16 : 53-55)

Keempat:

Para penguasa dan pembesar-pembesar kaum, menukar hukum Allah dengan hukum jahiliyah dan melempar hukum Allah dibelakang punggung mereka.

Allah Swt berfirman:

"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?." (QS. Al Maidah, 5 : 50)

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu." (QS. As Syura, 42 : 30)

FirmanNya lagi:

"Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An-Nahl, 16 : 112)

FirmanNya lagi:

"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan Itulah seburuk-buruk tempat kediaman." (QS. Ibrahim, 14 : 28-29)

Kelima:

Kesombongan intelektual dan Kecenderungan masyarakat memilih serta mengikuti tradisi nenek moyang dengan ajaran sesatnya yang bertolak belakang dari hidayah dan Sunnah Rasulullah Saw.

Dan mereka berkata: "Jika Kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya Kami akan diusir dari negeri kami". dan Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; Maka Itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. dan Kami adalah pewaris(nya)." (QS. al-Qashash, 28:57-58)

Lihatlah bagaimana kesombongan mereka, ketika diingatkan Allah swt,bahwa pemimpin mereka tidak mengetahui apa-apa, namun tetap mereka membabi buta mengikutinya dan menolak mengikuti kebenaran kitab Allah. Mereka lebih takut kepada manusia dari pada siksan Allah subhanahu wata'ala.

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?." (QS. Al Baqarah, 2 : 170)

"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk Kami apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?." (QS. Al Ma'idah, 5 : 105)

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". mereka menjawab: "(Tidak), tapi Kami (hanya) mengikuti apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?." (QS. Lukman, 31 : 21)

Demikianlah diantara ayat-ayat Allah yang menerangkan sebab-sebab datangnya musibah dan bala bencana keatas manusia. Dan didalam Sunnah. Rasulullah Saw juga menerangkan akan sebab-sebab musibah dan bala bencana, antara lain:

Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

"Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab-siksa kepada mereka." Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih?Beliau menjawab: "ada!". Aku berkata lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? Beliau menjawab: "Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya." (HR. Imam Ahmad)

الله أكبر... الله أكبر... ولله الحمد

Para Jama'ah Yang Dirahmati Allah.

Al Hadits menjelaskan tentang sebab-sebab Musibah dan Bala bencana

Musibah dan bala-bencana yang menimpa pada saat ini di Indonesia dan di belahan dunia lainnya, telah diinfokan oleh Rasululullah saw berdasarkan dua haditsnya berikut:

Rasulullah Saw bersabda,

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا وَقَعَتْ فِيْكُمْ خَمْسٌ ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تَكُونَ فِيْكُمْ أَوْ تُدْرِكُوهُنَّ : مَا ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ يُعْمَلُ بِهَا فِيْهِمْ عَلاَنِيَةً إِلاَّ ظَهَرَ فِيْهِمْ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلاَفِهِمْ ، وَمَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِِلاَّ مُنِعُوْا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا ، وَمَا بَخَسَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ ، وَلاَ حَكَمَ أُمَرَاءُهُمْ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوَّهُمْ فَاسْتَنْفَدَ بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ ، وَمَا عَطَّلُوا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ إِلاَّ جَعَلَ اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ .

"Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,

1. Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta'un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
2. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
3. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
5. Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا فَعَلَتْ أُمَّتِي خَمْسَ عَشْرَةَ خَصْلَةً حَلَّ بِهَا الْبَلاَءُ ، فَقِيلَ : وَمَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : إِذَا كَانَ الْمَغْنَمُ دُوَلاً ، وَالأَمَانَةُ مَغْنَمًا ، وَالزَّكَاةُ مَغْرَمًا ، وَأَطَاعَ الرَّجُلُ زَوْجَتَهُ ، وَعَقَّ أُمَّهُ ، وَبَرَّ صَدِيقَهُ ، وَجَفَا أَبَاهُ ، وَارْتَفَعَتْ الأَصْوَاتُ فِي الْمَسَاجِدِ ، وَكَانَ زَعِيمُ الْقَوْمِ أَرْذَلَهُمْ ، وَأُكْرِمَ الرَّجُلُ مَخَافَةَ شَرِّهِ ، وَشُرِبَتْ الْخُمُورُ ، وَلُبِسَ الْحَرِيرُ ، وَاتُّخِذَتْ الْقَيْنَاتُ وَالْمَعَازِفُ ، وَلَعَنَ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ أَوَّلَهَا ، فَلْيَرْتَقِبُوا عِنْدَ ذَلِكَ رِيحًا حَمْرَاءَ أَوْ خَسْفًا وَمَسْخًا

Rasulullah Saw bersabda: "Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana." Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?Rasulullah Saw bersabda: "Apabila... (1) Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi. (2) Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan. (3) Zakat dianggap sebagai cukai (denda). (4) Suami menjadi budak istrinya. (5) Mendurhakai ibunya. (6) Mengutamakan sahabatnya. (7) Berbuat zalim kepada ayahnya. (8) Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari'ah). (9) Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat). (10) Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya. (11) Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan. (12) Laki-laki telah memakai pakaian sutera. (13) Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan. (14) Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan. (15) Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya; Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelam ke dalam bumi (gempa bumi), dan perubahan-per-ubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain. (HR. Tirmidzi, 2136 dari Ali bin Abi Thalib)

Demikianlah dahsyatnya musibah dan malapetaka akibat satu pemerintahan menolak berlakunya syariat Allah Swt, dan rakyatnya hanya diam tidak melakukan amar ma'ruf nahi munkar. Maka kita telah saksikan apa yang telah berlaku di Indonesia, kekacauan, kehancuran, kesempitan, kemelaratan, perseteruan antar kaum, dan perpecahan satu sama lain antara rakyat dengan rakyat dan rakyat dengan penguasa. Korupsi dan ketidak adilan merajalela, tekanan penguasa kepada rakyat yang tidak segan berlaku kejam kepada rakyat, para penegak syari'ah dan mujahidin dibunuh dengan tuduhan teroris sementara nabi palsu, koruptor, pemurtad agama dibiarkan hidup, pembunuhan masal dalam keluarga karena kemiskinan dan tekanan hidup, dan segala macam penyakit bermunculan menimpa manusia, yang benar-benar menyulitkan dan membinasakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Oleh sebab itulah, Rasulullah Saw berdoa agar sahabat-sahabatnya tidak menjumpai keadaan yang demikian dahsyat dan terpuruknya. Dari semua perkara yang menyebabkan datangnya siksa dan azab itu. Insya Allah akan berakhir jika manusia dan kaum Muslimin khususnya kembali kepada Allah dan Rasul Nya, berpegang teguh kepada Dinullah (Islam yang sebenar-benarnya, menurut Al Qur'an dan As Sunnah) mengikut petunjuk Rasulnya.

Sebelum penutup, renungkanlah firman Allah Swt berikut serbagai introfeksi kita semua:

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raf, 7: 96)

Wallahu'alam bis showab...

الله أكبر... الله أكبر... ولله الحمد

Para Jama'ah Yang Dirahmati Allah.



PENUTUP DAN DO'A

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdoa, dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan pikiran. Semoga Allah memperkenankan doa hamba-hamba-Nya yang ikhlas.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا ، اَللَّهُمَّ مَتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا ، وَقُوَّاتِنَا ، مَاأَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ، وَلاَ تَجْعَل مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا ، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَمَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا ، وَقُلُوْبِنَا ، وَأَزْوَاجِنَا ، وَذُرِّيَّاتِنَا ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا (رَبَيَانَا) صِغَارًا ، وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، اَللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةَ وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةَ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزِّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah, ya Tuhan kami, bagi-bagikanlah kepada kami demi takut kepada-Mu apa yang kiranya dapat menghalang antara kami dan maksiat kepada-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta'at kepada-Mu apa yang sekiranya dapat menyampaikan kami ke surga-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta'at kepada-Mu; dan demi suatu keyakinan yang kiranya dapat meringankan beban musibah dunia kami.

Ya Allah, ya Tuhan kami! Senangkanlah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami dan kekuatan kami pada apa yang Engkau telah menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai warisan dari kami, dan jadikanlah pembelaan kami (memukul) orang-orang yang menzhalimi kami serta bantulah kami untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami; dan jangan kiranya Engkau menjadikan musibah kami ini mengenai agama kami, jangan pula Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami yang paling besar, juga sebagai tujuan akhir dari ilmu pengetahuan kami; dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menaruh sayang kepada kami.

Ya Allah, persatukanlah hati-hati kami dan perbaikilah keadaan kami dan tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan, dan bebaskanlah kami dari kejahatan yang tampak maupun tersembunyi, dan berkatilah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami, hati-hati kami, istri-istri serta anak-anak kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, ampunkanlah bagi kami dosa-dosa kami, dan dosa kedua ibu bapa kami, dan berilah rahmat kepada mereka sebagaimana mereka telah memelihara kami di masa kecil kami dahulu. Dan ampunilah dosa-dosa seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Ya Allah, ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia (kebaikan ilmu dan ibadah), dan kebaikan di akhirat (surga), dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Dan sejahterakanlah ke atas Nabi Muhammad, keluarganya, dan sahabat-sahabatnya semuanya. Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan, dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Amin, Ya Mujibassailin!.


Diambil dari: http://arrahmah.com.

;;